TIMES SURABAYA, SIDOARJO – Seruan "Jogo Sidoarjo" ramai menggema di media sosial sebagai upaya mencegah aksi demonstrasi anarkis yang dikhawatirkan terjadi di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur.
Ajakan ini untuk mengajak masyarakat menjaga kondusivitas dan tidak terprovokasi yang berujung aksi anarkis dan penjarahan.
Pantauan di berbagai platform, flayer "Jogo Sidoarjo" mulai ramai sejak Kamis (31/8/2025) malam. Berbagai akun, baik pribadi maupun komunitas, mengunggah poster digital berisi ajakan damai dan pesan persaudaraan.
Seruan tersebut muncul setelah beredar aksi unjuk rasa di Surabaya ricuh. Warga diminta tidak ikut-ikutan menyebarkan hoaks dan tetap mengedepankan musyawarah.
Sementara itu Bupati Sidoarjo Subandi menyatakan tidak menghalangi warganya menyampaikan aspirasi. Namun harus dilakukan secara damai, tidak anarkis yang dapat merusak fasilitas umum maupun fasilitas publik lainnya.
Subandi menegaskan pemerintah selalu terbuka akan aspirasi yang disampaikan masyarakat.
“Silahkan mau ada aksi untuk Kabupaten Sidoarjo yang penting menjaga stabilitas politik di Kabupaten Sidoarjo,” ucap Subandi usai menerima aksi mahasiswa IMM Sidoarjo di Polresta Sidoarjo, Senin (1/9/2025).
Menjaga kondusivitas Sidoarjo adalah tugas bersama. Bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja. Namun seluruh masyarakat berkewajiban menjaga Kabupaten Sidoarjo tetap aman dan nyaman.
“Sidoarjo adalah rumah kita, mari kita jaga bersama, kalau rumah kita damai, aman,nyaman, saya yakin aksi ini dapat dicontoh teman-teman kita,”ucapnya.
Subandi yakin mahasiswa Muhammadiyah adalah aset bangsa yang penting bagi pembangunan Kabupaten Sidoarjo. Oleh karenanya, aspirasi yang disampaikannya penting bagi kemajuan Sidoarjo.
“Saya yakin anda semuanya, mahasiswa semuanya adalah aset bangsa Indonesia yang penting bagi pembangunan Sidoarjo,” ucapnya. (*)
Pewarta | : Syaiful Bahri |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |