TIMES SURABAYA, JEMBER – Pemkab Jember masih berkomitmen mengentaskan masyarakat dari stunting serta tingginya angka kematian ibu dan bayi (AKI-AKB).
Berkaitan dengan hal tersebut, Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman mengatakan bahwa saat ini sebanyak sekitar 90 persen bayi atau balita di Jember telah menjalani pengukuran.
Pengukuran fisik tersebut dilakukan untuk mendata potensi ada tidaknya kasus stunting di wilayah serta percepatan penanganannya.
"Baik dari capaian uploading balita yang diukur maupun ibu hamil menyusui dan sebagainya. Namun, sasarannya stunting, kemudian bumil, menyusui dan balita beserta keluarga risiko stunting," kata Firjaun dalam Mini Lokakarya Stunting di Kantor Kecamatan Rambipuji, Selasa (25/6/2024).
Selain itu, dia menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong seluruh pihak untuk bekerja sama dalam pengentasan kasus stunting.
Termasuk mengajak masyarakat untuk rutin memeriksakan bayi dan ibu hamil di Posyandu.
"Ini yang penting tingkat kehadirannya karena kami bisa memantau langsung seperti bagaimana kondisi kesehatannya dan perkembangan tumbuh kembang balitanya. Karena jika sampai tidak datang ke Posyandu, kami kesulitan memantau," ujarnya.
Sementara itu, Camat Rambipuji Djoni Nurtjahjono mengatakan bahwa memang terdapat sejumlah kasus stunting dan AKI-AKB di daerahnya yang perlu mendapat perhatian.
"Jadi angka stunting di Kecamatan Rambipuji ini yakni stunting di Nogosari sebanyak 122 kasus dan Rambipuji 759 kasus. Sedangkan kasus AKI nihil dan kasus AKB 1 kasus di Desa Kaliwining disebabkan Asphyxia; Nogosari AKI 1 kasus dan AKB 6 kasus," bebernya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pemkab Jember Ajak Semua Pihak Ikut Menangani Kasus Stunting
Pewarta | : M Abdul Basid (MG) |
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |