TIMES SURABAYA, JAKARTA – Harlah ke-90 Gerakan Pemuda Ansor merupakan momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi ini dan menatap masa depan dengan optimisme. Salah satu aspek yang menjadi fokus utama adalah transformasi teknologi.
Dalam era digital ini, GP Ansor telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengadopsi teknologi dalam berbagai aspek operasionalnya. Sistem manajemen organisasi secara digital telah diterapkan mulai dari pendataan kader, administrasi organisasi, hingga sistem kaderisasi yang lebih efisien dan transparan.
Transformasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi internal, tetapi juga memperluas jangkauan dan dampak dari program-program GP Ansor. Dengan teknologi digital, GP Ansor mampu menghubungkan kader dan komunitasnya yang tersebar di berbagai wilayah, bahkan hingga ke diaspora di luar negeri. Inisiatif ini memungkinkan pertukaran informasi dan kolaborasi yang lebih luas, serta memperkuat jejaring inovasi yang dapat membawa manfaat signifikan bagi masyarakat luas.
Selain itu, GP Ansor juga berkomitmen untuk mengembangkan kemampuan digital para kadernya. Dalam menghadapi tantangan masa depan, keterampilan teknologi menjadi salah satu kunci utama. Oleh karena itu, pelatihan dan peningkatan kapasitas di bidang teknologi terus digalakkan agar para kader GP Ansor dapat menjadi agen perubahan yang kompeten dan relevan dalam era digital ini. Harlah ke-90 ini menjadi titik tolak bagi GP Ansor untuk semakin mantap dalam perannya sebagai pilar keberlanjutan digitalisasi dan kesejahteraan bangsa.
Dalam peringatan harlah ke-90 GP Ansor, organisasi ini telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengimplementasikan transformasi teknologi. Salah satu upaya signifikan adalah digitalisasi sistem manajemen organisasi. GP Ansor telah mengembangkan sistem pendataan kader dan administrasi yang berbasis digital, yang memudahkan pengelolaan dan monitoring aktivitas organisasi. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memastikan transparansi dan akurasi data, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat.
Selain itu, GP Ansor juga melakukan transformasi model dakwahnya melalui platform digital, terutama selama pandemi COVID-19. Pandemi memaksa banyak aktivitas dilakukan secara daring, dan GP Ansor merespons cepat dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk menyebarkan pesan dakwah serta program-program keagamaan mereka. Hal ini tidak hanya memperluas jangkauan dakwah tetapi juga menciptakan interaksi yang lebih intensif dengan berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
Mewujudkan transformasi teknologi dalam peringatan harlah ke-90 GP Ansor tentu tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesiapan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan teknologi. Banyak anggota GP Ansor yang mungkin belum sepenuhnya familiar dengan penggunaan teknologi digital dalam kegiatan organisasi sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan program pelatihan dan pengembangan keterampilan digital yang menyeluruh agar setiap anggota mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan ini. Selain itu, infrastruktur teknologi yang belum merata di berbagai daerah juga menjadi hambatan tersendiri, mengingat tidak semua wilayah memiliki akses internet yang memadai dan stabil.
Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah ancaman radikalisme yang semakin merajalela di dunia digital. GP Ansor harus mampu memanfaatkan teknologi untuk memerangi penyebaran ideologi radikal yang sering kali memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan propaganda mereka. Ini membutuhkan strategi khusus dalam mengembangkan konten positif yang edukatif dan inspiratif, serta memperkuat sistem keamanan digital untuk melindungi data dan informasi organisasi dari ancaman siber. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan perusahaan teknologi, sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini secara efektif.
Harapan besar dalam mewujudkan transformasi teknologi pada harlah ke-90 GP Ansor adalah agar setiap anggota dapat menguasai teknologi secara merata dan efektif. Dengan pemahaman yang mendalam tentang teknologi digital, GP Ansor bisa lebih inovatif dalam menyusun program-program yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Penguasaan teknologi juga memungkinkan GP Ansor untuk berperan aktif dalam melawan ancaman radikalisme yang sering menyebar melalui platform digital, sekaligus memperkuat struktur organisasi dengan sistem yang lebih modern dan efisien.
Selain itu, ada harapan agar transformasi teknologi ini dapat mendorong GP Ansor untuk menjalin kerjasama internasional yang lebih luas. Teknologi dapat membuka peluang kolaborasi dengan organisasi serupa di berbagai negara, sehingga memungkinkan pertukaran ide dan pengalaman yang dapat memperkaya program kerja GP Ansor. Dengan demikian, transformasi teknologi tidak hanya bermanfaat secara internal, tetapi juga memperkuat posisi GP Ansor di kancah global sebagai organisasi yang adaptif, inovatif, dan progresif. (*)
***
oleh: Muhammad Nafis S.H,. M.H.
Dosen Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Islam Malang.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: GP Ansor dan Revolusi Digital: Menapak Jejak 90 Tahun Berkarya
Pewarta | : |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |