TIMES SURABAYA, JAKARTA – Ramadan 2025 sudah di depan mata dan umat Islam kembali diingatkan pada satu hal mendasar tentang niat puasa.
Dalam fiqih, niat bukan sekadar ucapan, tapi fondasi ibadah. Maka, pertanyaannya muncul: apakah niat puasa Ramadan harus diperbarui setiap hari atau cukup sekali di awal bulan?
Mayoritas ulama dari mazhab Syafi'iyah, Hanabilah, dan Hanafiyah berpendapat bahwa niat harus diperbarui setiap malam sebelum puasa.
Namun, mazhab Malikiyah punya pandangan berbeda. Menurut mereka, cukup berniat sekali di awal Ramadan untuk sebulan penuh.
Praktik di Indonesia: Mayoritas Syafi’i, tapi Taqlid ke Malikiyah
Di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut mazhab Syafi'i, ternyata banyak yang mengamalkan pendapat Malikiyah ini.
Hal ini dilakukan dengan bimbingan para ulama, salah satunya KH A. Idris Marzuqi, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Dalam kitabnya, Sabil al-Huda, beliau menyampaikan bahwa membaca niat puasa sebulan penuh di awal Ramadan bisa menjadi solusi jika seseorang lupa berniat di malam hari.
"Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadan berniat taqlid (mengikuti) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadan hanya pada permulaan saja. Adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat setiap harinya, tetapi cukup sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa." (KH A. Idris Marzuqi, Sabil al-Huda, hal. 51).
Lafaz Niat Puasa Sebulan Penuh
Bagi yang ingin mengamalkan niat puasa sebulan penuh, berikut lafaznya:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Namun, meski sudah membaca niat sebulan penuh, umat Islam tetap dianjurkan untuk membaca niat puasa setiap malam sebagai bentuk kehati-hatian dan kesempurnaan ibadah.
Bacaan Niat Puasa Ramadan Setiap Hari
Untuk yang tetap ingin membaca niat harian, lafaznya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban Ramadan karena Allah Ta’ala.”
Jalan Tengah: Menggabungkan Dua Pendapat
Pendapat Malikiyah tentang niat sebulan penuh bukan untuk menggugurkan anjuran niat harian, melainkan sebagai langkah antisipasi bagi yang lupa. Maka, umat Islam bisa memilih jalan tengah: membaca niat sebulan penuh di awal Ramadan, lalu tetap berniat setiap malam.
Ramadan bukan sekadar menahan lapar, tapi juga melatih niat. Dan niat puasa, sebagaimana diajarkan Nabi, tempatnya di hati. Ucapan hanya penguat. Yang penting, ada kesadaran untuk beribadah, bukan sekadar rutinitas. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Hukum Niat Puasa Ramadan, Sekali Sebulan atau Setiap Malam?
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |