TIMES SURABAYA, MALANG – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu pagi, (15/1/2025).
Letusan pertama terjadi pukul 07.48 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 900 meter di atas puncak, atau setara dengan 4.576 meter di atas permukaan laut.
Menurut Sigit Rian Alfian, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, kolom abu terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke tenggara dan selatan. Aktivitas vulkanik ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 97 detik.
Pada hari yang sama, erupsi serupa terjadi pada pukul 07.06 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 900 meter di atas puncak, menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah yang sama. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 110 detik.
Laporan resmi menyebutkan bahwa Gunung Semeru mengalami enam kali erupsi pada Rabu. Letusan pertama terjadi pukul 01.12 WIB dengan ketinggian 500 meter, diikuti oleh erupsi kedua pada pukul 02.17 WIB yang tidak teramati secara visual.
Erupsi ketiga tercatat pukul 05.24 WIB dengan ketinggian 700 meter, disusul oleh erupsi keempat pukul 06.43 WIB dengan letusan setinggi 700 meter. Letusan kelima dan keenam terjadi masing-masing pukul 07.06 WIB dan 07.48 WIB, keduanya mencapai ketinggian 900 meter. Meski aktivitas vulkanik cukup intens, erupsi tersebut tidak memengaruhi aktivitas warga di sekitar lereng Gunung Semeru.
Jalur Pendakian Masih Ditutup
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai pengelola kawasan Gunung Semeru sebelumnya menyatakan jalur pendakian ke puncak masih ditutup hingga 16 Januari.
Sejauh ini belum ada informasi terbaru mengenai masa perpanjangan penutupan jalur pendakian ke Gunung Semeru.
TNBTS dalam pernyataanya menyatakan, penutupan dilakukan karena ada potensi cuaca ekstrem yang bisa membahayakan keselamatan pendaki. Terlebih saat ini memasuki musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi.
Rekomendasi PVMBG untuk Warga
Gunung Semeru saat ini berstatus Waspada, sesuai laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Beberapa rekomendasi penting bagi masyarakat adalah:
- Menghindari aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.
- Tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
- Menghindari radius tiga kilometer dari kawah Gunung Semeru untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Sungai-sungai kecil yang menjadi anak sungai dari Besuk Kobokan juga berpotensi terkena aliran lahar.
Dengan aktivitas vulkanik yang masih berlangsung, warga di sekitar lereng Gunung Semeru diimbau untuk tetap mengikuti arahan dan informasi dari otoritas terkait guna menghindari risiko bahaya. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |