TIMES SURABAYA, SURABAYA – Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menggelar Fashion Runway menggandeng 16 desainer kenamaan di Dyandra Convention Center Surabaya, Selasa (18/11/2025).
Mengusung tema "Best Style 2025 New Fashion New Trend", ajang ini mengangkat konsep kekayaan wastra Bumi Majapahit bersama Kabupaten Mojokerto sebagaimana bentuk dukungan terhadap slogan Jatim Gerbang Baru Nusantara.
Fashion Runway mempertemukan karya para desainer kondang beserta UMKM pelestari wastra batik dan tenun. Ada desainer dari IWAPI, Namira Ecoprint, Nurul Elegant, Yan Khurin, House of Qamira by Tantri Anggraeni, Shanti Tuakiya x Liliek Noer, Royyan Batik by Suntiah, Damayanti Scarves, NEGI Batik Majapahit by Heni Yunina, KF by Kasih Fajarini, Sari Ronche by Siska Sumartono, Dekranasda Kabupaten Mojokerto x Shanti Tuakiya, Dekranasda Kabupaten Mojokerto x Era Krisna, Any Zahira Attire, dan Yussi Martha. Setiap karya memberikan warna melalui ragam potongan busana kekhasan kain batik tenun bergaya Majapahit tempo dulu dengan balutan gaya modern kekinian.

Ketua Panitia Fashion Runway sekaligus Wakil Ketua Umum Bidang Pariwisata Ekonomi Kreatif IWAPI, Liliek Endang Suparni, mengungkapkan, runway pada tahun ini merupakan kali kedua penyelenggaraan. Fashion Runway IWAPI 2025 fokus mempromosikan tenun dan batik Mojokerto.
"IWAPI mencoba untuk bisa bekerjasama dengan daerah-daerah melalui Dekranasda untuk mengangkat wastra produk daerah yang dikolaborasikan dengan para desainer baik itu anggota IWAPI maupun dari luar," kata Liliek di sela kegiatan.
Ia berharap, setiap tahun jumlah peserta yang terlibat akan bertambah dengan tujuan pelestarian Wastra Nusantara. Meskipun peserta pada tahun ini menurun, dimana pada tahun lalu mencapai 22 desainer.
IWAPI terus berkomitmen memberikan akses ruang serta peluang kepada desainer, mempertemukan dengan para pencinta fashion. Karena setiap busana yang ditampilkan memiliki nilai keunikan dan kekhasan masing-masing daerah. Harga setiap produk busana pun cukup terjangkau.

"Audience nya orang-orang pilihan yang memang fashionable, kita undang agar mereka bisa menjadi trendsetter," ujarnya.
Selanjutnya, IWAPI ingin pemerintah terus memberikan dukungan terhadap kegiatan serupa.
"Karena IWAPI tidak mencari keuntungan, biasanya desainer yang mengikuti event-event besar biayanya cukup mahal, tetapi kita tidak ke arah sana, hanya untuk mempromosikan bersama-sama sehingga menguntungkan bagi para desainer," sambung Liliek.
Selain fashion show, juga ada bazaar UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan mulai dari aksesoris, makanan minuman, serta aneka batik dan tenun. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Gelar Fashion Runway, IWAPI Promosikan Kekayaan Wastra Bumi Majapahit
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Deasy Mayasari |