TIMES SURABAYA, PONOROGO – Setelah menjalani pawiyatan (kursus) selama 9 bulan di pendapa Sanggar Ngambar Arum Ponorogo, sebanyak 55 siswa Pawiyatan Panatacara Bregada VII Sanggar Ngambar Arum Ponorogo diwisuda, Minggu (12/11/2023) malam.
Sebelum diwisuda, 55 pambiwara (MC Jawa) ini juga belajar sekar gending, suluk pedhalangan, tari, keris, tata aturan baju Yogya Solo dan jiwa Jawi.
Selain itu ada pendadaran atau ujian tengah semester dan pendadaran akhir sebagai syarat lulus.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sebagai Saksi wisuda tersebut menyampaikan bahwa budaya Jawa merupakan budaya yang adiluhung serta memiliki nilai bersejarah sebagai warisan para leluhur yang harus dilestarikan keberadaannya.
“Upaya nguri-uri budaya sebagai pilar kebudayaan bangsa harus terus dilakukan dan dilestarikan sebagai tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Bupati Sugiri Sancoko pun memberi selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang baru saja diwisuda usai menuntaskan pelatihan yang telah diikuti. Ia berharap, ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat.
“Saya ucapkan selamat sekaligus penghargaan. Semoga para wisudawan dapat mentransfer ilmunya untuk lingkungan sehingga bermanfaat,” sebutnya.
Bupati Sugiri Sancoko berpesan agar Sanggar Ngambar Arum Ponorogo ini dapat terus mengajak generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal.
"Terus mencetak kader budayawan melalui berbagai kegiatan. Versi atau gagrak Yogyakarta ataupun Surakarta bagus digunakan untuk penatacara, tapi lebih bagus lagi jika menggunakan gagrak Ponoragan," jelasnya.
Demi mewujudkan kontribusi nyata di masyarakat, Bupati Sugiri Sancoko meminta Sanggar Ngambar Arum Ponorogo ini untuk menjalin sinergi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Pemkab Ponorogo.
“Sanggar Ngambar Arum sebagai pelopor kebudayaan harus selalu jalin sinergi dengan berbagai pihak untuk memberikan kontribusi nyata di masyarakat,” tukasnya.
Sementara pangarsa sanggar Ngambar Arum Ponorogo Darmadji menambahkan, pawiyatan panatacara atau MC berbahasa jawa sangat diminati masyarakat sehingga peminatnya terus ada sepanjang tahun.
Pihaknya pun mengaku sudah melahirkan ratusan panatacara di Ponorogo. “Mereka dari berbagai kalangan, wiraswasta, guru, bahkan juga ada yang dari PNS,” terang Darmadji. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Siswa Pawiyatan Panatacara Beregada VII Sanggar Ngambar Arum Ponorogo Diwisuda
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ronny Wicaksono |