TIMES SURABAYA, SURABAYA – Pengurus Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di berbagai daerah harus memiliki kompetensi dalam mengelola manajemen koperasi. Mereka perlu beradaptasi dengan berbagai tantangan dinamika mulai ekonomi hingga teknologi.

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih tidak lagi bertumpu pada cara konvensional, tetapi mengacu pada model bisnis modern berlandaskan kekuatan ekonomi lokal.

Berbeda dengan koperasi tradisional yang perkembangannya bertumpu pada pergerakan komunitas di wilayah setempat, Koperasi Desa Merah Putih adalah koperasi yang dicanangkan oleh negara untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan nasional.

Seperti pengadaan sembako, klinik desa maupun kelurahan, pelayanan simpan pinjam, pergudangan, pengolahan potensi desa, hingga apotek. Maka dari itulah, ketua maupun pengurus perlu dibekali oleh ilmu manajemen koperasi khusus.

Senin (8/12/2025), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Pusat Pengembangan Desa dan Daerah (Pusbangdesda) secara resmi meluncurkan Akademi Koperasi Desa Merah Putih.

Akademi tersebut merupakan sebuah program strategis yang dirancang untuk memperkuat kapasitas ketua dan pengurus koperasi desa agar mereka mampu bertransformasi menjadi lembaga ekonomi modern, profesional, dan berkelanjutan.

Akademi Koperasi Desa Merah Putih hadir sebagai wadah untuk memperkuat tata kelola, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), serta memperkaya model bisnis koperasi desa melalui kurikulum pelatihan yang relevan dan aplikatif.

Kepala Pusbangdesda Unesa, Dr. Mufarrihul Hazin menegaskan, bahwa koperasi desa tidak boleh hanya bertahan, tetapi harus menjadi motor ekonomi lokal yang inovatif di tengah perubahan sosial dan digitalisasi yang semakin cepat.

“Koperasi desa adalah pilar ekonomi kerakyatan. Melalui akademi ini, Unesa ingin menghadirkan pusat pembelajaran yang benar-benar menjawab kebutuhan lapangan, agar koperasi desa mampu tumbuh lebih kuat dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Hazin, Senin (8/12/2025). 

Dengan adanya Akademi Koperasi Desa Merah Putih, Unesa meneguhkan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang aktif bergerak dalam pemberdayaan desa.

Program ini diharapkan menjadi gerakan besar untuk mendorong koperasi desa lebih inovatif, lebih profesional, dan lebih mampu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI, Farida Farichah dalam peluncuran Akademi Koperasi Desa Merah Putih turut menyampaikan, bahwa koperasi desa harus bertransformasi menjadi lembaga ekonomi yang sehat, akuntabel, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Koperasi desa harus naik kelas. Mereka harus dikelola secara modern, memiliki tata kelola yang kuat, dan mampu menciptakan peluang usaha baru.

"Program Unesa ini merupakan langkah konkret yang sangat kami apresiasi dalam mempercepat transformasi koperasi desa di Indonesia,” tegasnya.

Kegiatan peluncuran Akademi Koperasi Desa Merah Putih Unesa itu sekaligus menghadirkan narasumber ahli dari berbagai sektor.

Ada Nanang Abu Hamid (Dinas Koperasi Jatim), Wawan Yunianto (KDKMP Jawa Timur), Meithiana Indrasari (KDKMP Surabaya), dan Rio Sarwo Wibisono (KKMP Dadaprejo Kota Batu).

Para narasumber membawakan materi mulai dari tata kelola kelembagaan, best practice pengelolaan KDKMP, penyusunan bisnis dan pembiayaan, hingga manajemen SDM dan permodalan koperasi desa.

Puluhan peserta luring yang berasal dari ketua dan pengurus koperasi desa mengikuti pelatihan intensif selama sehari penuh, sementara peserta daring dari berbagai daerah turut mengikuti melalui platform hybrid Unesa.

Antusiasme peserta tampak dari diskusi interaktif, studi kasus, hingga sesi tanya jawab yang berlangsung hangat. (*)