https://surabaya.times.co.id/
Berita

Ketika Satgas Yonif 500/Sikatan Borong Hasil Tani Intan Jaya

Kamis, 24 April 2025 - 22:30
Ketika Satgas Yonif 500/Sikatan Borong Hasil Tani Intan Jaya Anggota Satgas Yonif 500/Sikatan Borong Hasil Tani Intan Jaya. (Foto : Dok Yonif 500 Rider for TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, PAPUA – Mama Mince berdiri mematung di depan tikar dagangannya. Tangan tuanya menggenggam seikat pisang. Matanya berkaca-kaca.

Hari itu, untuk pertama kalinya, seluruh panennya laku terjual. Puluhan prajurit TNI datang. Bukan untuk patroli, tapi memborong semua hasil tani warga Sugapa, Intan Jaya, Papua. Ubi, keladi, sayur, pisang, semua dibeli, dibayar tunai, tanpa ditawar.

"Sa senang sekali. TNI datang dan beli semua. Kami merasa dihargai dan aman," ucap Mama Mince dengan suara pelan, penuh haru.

Aksi itu adalah bagian dari Program ROSITA, Borong Hasil Tani Warga Intan Jaya. Sebuah inisiatif Satgas Yonif 500/Sikatan. Bukan sekadar program sosial, tapi jembatan rasa antara tentara dan rakyat.

Letkol Inf Danang Rahmayanto, Dansatgas Yonif 500/Sikatan, memimpin langsung kegiatan itu.

“Kami ingin masyarakat tahu, TNI bukan hanya soal senjata. Kami hadir untuk rakyat. Untuk kehidupan mereka,” ujarnya.

Di pasar kecil itu, suasana berubah. Tak lagi hanya transaksi, tapi pertemuan antara rasa peduli dan harapan. Petani-petani tersenyum, anak-anak berlarian.

Beberapa prajurit ikut mengangkat hasil panen, yang lain duduk mendengarkan cerita para mama.

“Bapa tadi cerita soal kebun keladi. Rasanya seperti dengar cerita kakek sendiri,” kata Sersan Wira, sambil tertawa kecil.

Bagi warga, hari itu berarti banyak. Hasil panen yang biasanya sulit laku, hari itu habis diborong. Uang yang didapat cukup untuk belanja, simpanan, bahkan bayar sekolah anak.

“Biasanya kami hanya bawa sedikit ke pasar. Kadang pulang bawa sisa. Sekarang, semua dibeli,” kata petani muda, matanya berbinar.

Program ini memang sederhana tapi dampaknya dalam. Ia mengetuk hati. Ia menyentuh rasa percaya yang selama ini nyaris hilang di tengah bayang konflik.

TNI hadir tanpa perintah, tanpa intimidasi. Hanya membawa senyum, niat baik, dan kantong untuk membeli.

Letda Cku Gavin Ilham Ramadhan, Perwira Penerangan Satgas, menyebut ini bagian dari pendekatan humanis TNI.

“Kami ingin rakyat merasa TNI bagian dari mereka. Bukan pihak luar. Tapi saudara,” katanya singkat.

Langit Sugapa cerah sore itu. Kabut turun pelan. Prajurit dan warga berpisah dan lambaian tangan mengiringi kepergian mereka. Mama Mince pulang dengan langkah ringan.

Ia membawa lebih dari sekadar uang. Ia membawa harapan baru.

Dan di antara kebun keladi dan jalan-jalan kecil Intan Jaya, TNI meninggalkan sesuatu yang tak terlihat tapi terasa. Rasa percaya yang tumbuh perlahan. (*)

Pewarta : Syarifah Latowa
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.