TIMES SURABAYA, SURABAYA – Kota Surabaya kembali menjadi tuan rumah sebuah acara pameran lukisan bergengsi. Bertempat di Gedung Merah Putih Balai Pemuda Surabaya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggelar pameran bertajuk Lintasan Imaji yang berkolaborasi bersama komunitas Bang Wetan Jatim, sebagai rangkaian perayaan 80 tahun pengabdiannya bagi masyarakat Indonesia.

Pameran Lintasan Imaji yang menghadirkan karya dari 32 seniman ini dibuka oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji. Menariknya, pameran ini juga memberikan ruang bagi dua seniman penyandang disabilitas untuk memperlihatkan hasil karya mereka. Hal ini menjadikan Lintasan Imaji bukan hanya sekedar perayaan seni, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap keberagaman dan inklusivitas.

Salah satu seniman yang turut berpartisipasi adalah Yoes Wibowo. Baginya, pameran ini menjadi momentum penting bagi para perupa untuk menyalurkan ide serta menggambarkan keterkaitan antara kereta api dengan kehidupan masyarakat.

“Pameran seperti ini bagus sekali untuk wadah bagi perupa, karena dengan adanya event ulang tahun KAI ini kita bisa mengeksplor bagaimana kereta itu berkolaborasi dengan seniman juga,” ungkap Yoes, Rabu (24/9/2025). 

Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang karya yang dibawanya dalam pameran kali ini, BM Track. Dirinya ingin menceritakan bahwa perjalanan kereta api itu sangat erat hubungannya dengan masyarakat bawah dan semua lapisan masyarakat.

Pameran lukisan Lintasan Imaji yang menghadirkan karya dari 32 seniman sebagai rangkaian perayaan 80 tahun PT Kereta Api Indonesia.  (Foto: Devi Ismayanti/TIMES Indonesia)

"Mereka selalu memanfaatkan itu, kemudian saya gambarkan dari zaman dulu dengan hitam putih sampai ke berwarna. Jadi karya saya itu ada yang hitam putih terus ke berwarna,” jelasnya.

Kehadiran berbagai seniman dengan latar belakang berbeda juga menambah kekayaan perspektif dalam pameran ini. Setiap karya tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga mengandung cerita yang erat kaitannya dengan perjalanan kereta api di Indonesia.

Hal ini membuat Lintasan Imaji terasa lebih dari sekadar pameran seni, melainkan juga dokumentasi perjalanan panjang KAI dalam 80 tahun pengabdiannya.

Menariknya lagi, salah satu karya yang dipajang dalam pameran ini dibuat dengan memanfaatkan teknologi, yaitu filter TikTok. Dimana terdapat barcode yang apabila di scan akan memunculkan filter yang dibuat khusus, dan apabila diarahkan pada lukisan, akan memunculkan gambar senada dengan lukisan, uniknya lagi gambar tersebut dapat bergerak di dalam kamera. Lukisan ini dibuat oleh Choerodin.

"Lukisan ini menceritakan tentang pergeseran nilai. Jadi, nilai lama dengan nilai yang sekarang, kereta api itu diharapkan untuk bisa menyelaraskan. Walaupun perkembangan jaman terjadi dengan begitu cepat, tetapi nilai-nilai pengabdian mengenai ketulusannya, profesionalitas itu turut terjadi," ungkapnya.

"Makannya latar belakangnya di bangunan-bangunan tua. Sampai sekarang pun masih setia masih up to date dengan perkembangan zamannya. Dimana ada gambar kuda yang melambangkan setianya," sambung Choerodin. 

Dengan semangat kolaborasi antara dunia transportasi dan dunia seni, pameran Lintasan Imaji diharapkan mampu memberikan inspirasi, membuka ruang kreativitas, sekaligus memperkuat ikatan antara masyarakat dengan kereta api yang selama ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. (*) 

Pewarta: Devi Ismayanti