TIMES SURABAYA, SURABAYA – Pemkot Surabaya terus mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar tradisional. Upaya tersebut dilakukan melalui program Pasar Murah, Gerakan Pangan Murah (GPM), hingga memperkuat Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dengan wilayah penghasil komoditas.
Di pasar Wiyung dan Wonokromo, per tanggal 24 September 2025, terpantau beberapa harga pokok relatif stabil. Namun, komoditas cabai dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Di Pasar Wiyung, harga telur tercatat Rp29.000 per kilogram, cabai merah besar Rp46.000, cabai rawit Rp26.000, terong Rp8.000, dan tomat Rp7.000 per kilogram.
Sementara itu, di Pasar Wonokromo, harga tomat sedikit lebih tinggi di Rp8.000 per kilogram, telur justru lebih murah di Rp28.000, cabai merah besar tembus Rp50.000, dan cabai rawit Rp30.000 per kilogram.
Perbandingan tersebut menunjukkan mayoritas komoditas masih relatif stabil dengan selisih tipis antar pasar. Namun, cabai merah besar dan cabai rawit menjadi pengecualian karena harganya melonjak di kedua lokasi.
Bu Sih, salah satu pedagang sayur mayur di Pasar Wiyung, menyebut kenaikan cabai sudah berlangsung sejak tiga hari lalu.
“Wes ket 3 dino widin, Mbak (sudah sejak tiga hari lalu, Mbak). Kalau gini, biasanya pembeli itu belinya Rp2.000 atau Rp3.000 saja, nggak banyak-banyak, karena harus dibagi untuk kebutuhan lain,” tutur wanita paruh baya tersebut.
Untuk menyiasati kondisi ini, pedagang pun tidak berani mengambil untung besar.
“Khawatirnya kalau dinaikkan tinggi-tinggi nanti nggak ada yabg beli, nggak habis. Bosok,” imbuhnya.
Kenaikan cabai juga dirasakan langsung oleh konsumen. Rahma, salah satu pembeli di Pasar Wiyung, mengaku harus berhemat dalam menggunakan cabai.
“Biasanya aku punya tips dikeringin dulu biar nggak gampang busuk. Nanti kalau mau dipakai tinggal direndam pakai air hangat sedikit, kalau mau nyambel,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, harga bahan pokok seperti telur dan tomat memang masih terkendali. Namun, cabai tetap menjadi komoditas paling rawan naik-turun dan berpengaruh pada aktivitas jual beli di pasar. (*)
Pewarta: Luluk Listiani
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |