TIMES SURABAYA, SURABAYA – Di tengah kegiatan belajar yang padat, banyak pelajar dan mahasiswa mencari cara agar tetap fokus. Salah satu yang paling sering dipilih adalah mendengarkan musik.
Bagi sebagian orang, musik adalah teman setia yang membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Namun, apakah musik benar-benar dapat meningkatkan kemampuan belajar, atau justru membuat konsentrasi buyar?
Musik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memengaruhi kinerja otak. Saat mendengarkan musik, area otak yang berkaitan dengan emosi, memori, dan perhatian bekerja bersamaan. Mendengarkan musik menciptakan kondisi yang dapat mendukung proses belajar, terutama dalam menjaga suasana hati dan konsentrasi.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Katherine Ky di University of California, Irvine, ditemukan bahwa mendengarkan musik Mozart selama beberapa menit dapat membuat kemampuan berpikir spasial-temporal, yaitu kemampuan memahami pola dan hubungan, meningkat untuk sementara waktu. Kemudian penemuan ini dikenal luas dengan istilah Mozart Effect.
Meski masih menuai perdebatan, penelitian tersebut membuka wawasan bahwa musik tertentu, terutama musik klasik, bisa membantu otak memproses informasi. Meskipun efeknya tidak lama, cukup untuk meningkatkan motivasi untuk belajar.
Selain membantu otak, musik juga bisa menjadi obat untuk mengurangi stres. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Knight dan Rickard pada tahun 2001. Menemukan bahwa, ketika seseorang diberi tugas yang membuat tegang lalu diperdengarkan musik yang menenangkan, tubuh mereka menjadi lebih rileks. Tekanan darah dan detak jantung tidak naik setinggi orang yang tidak mendengarkan musik.
Artinya, musik lembut dapat benar-benar membantu tubuh dan pikiran lebih tenang setelah menghadapi tekanan. Bagi pelajar atau mahasiswa yang sering dikejar deadline tugas, mendengarkan musik bisa menjadi cara sederhana menjaga suasana hati tetap stabil sehingga proses belajar menjadi lebih lancar.
Meskipun penelitian memberikan gambaran umum, pengalaman tiap individu berbeda. Ada yang lebih produktif dengan musik, sementara yang lain hanya bisa belajar dalam suasana hening. Bagaimanapun musik bukan solusi satu-satunya, melainkan salah satu strategi belajar yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pribadi.
Musik bisa menjadi alat bantu belajar yang efektif jika digunakan dengan tepat, tetapi bisa pula menjadi pengganggu bila digunakan sembarangan. Mendengarkan musik instrumen saat mengerjakan soal, memutar lagu favorit untuk tetap semangat, atau memilih hening total ketika membaca materi sulit, semua kembali pada kebutuhan masing-masing. (*)
Penulis: Della Nur Khofiah
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Belajar Sambil Mendengarkan Musik, Efektif atau Justru Mengganggu Fokus?
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Deasy Mayasari |