https://surabaya.times.co.id/
Berita

Pandemi Covid-19 Pecut Industri Komputasi Awan Melesat Lebih Cepat, Indonesia Urutan Berapa?

Jumat, 30 Juli 2021 - 20:07
Pandemi Covid-19 Pecut Industri Komputasi Awan Melesat Lebih Cepat, Indonesia Urutan Berapa? Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional yang digelar Warta Ekonomi. (FOTO: Tangkapan layar)

TIMES SURABAYA, SURABAYAPandemi Covid-19 telah memicu industri digital melesat makin cepat. Tak sedikit dari sektor bisnis yang akhirnya harus menyesuaikan diri dengan teknologi digital.

Seperti yang baru saja dilakukan PT Taspen (persero) dengan peluncuran aplikasi Taspen mobile. Sebagaimana diketahui Badan Usaha Milik Negara Indonesia ini bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun bagi ASN dan Pejabat Negara.

Direktur Utama PT Taspen (persero) A.N.S. Kosasih menyebut investasi teknologi ini mulanya mendapat banyak komplain dari konsumen yang mayoritas orang tua atau lanjut usia gagap teknologi (gaptek).

Cloud System b

"Tapi memang perubahan ini bukan karena CEO-nya hebat tapi karena Covid-19 yang membuat kita harus berubah dan mempermudah mengalihkannya ke teknologi digital. Awalnya banyak yang keberatan, sekarang mereka malah minta kalau bisa digital saja daripada kontak fisik," papar pria yang akrab disapa Kosasih itu dalam keterangan pers yang diterima TIMES Indonesia, Jumat (30/7/2021).

Maka dari itu, pihaknya mengubah model berbisnis dan proses klaim PT Taspen dengan teknologi digital yang justru memberikan kemudahan bagi para konsumennya.

"Kalau kita buka Taspen Mobile kita bikin autentifikasinya itu facial dan voice recognition. Ini tidak bisa ditipu karena facial recognition bentuknya bukan video tapi live dan mereka diminta melakukan gerakan sesuai instruksi dari aplikasi misalnya tersenyum, gerakkan mata. kalau salah uangnya tidak terkirim," paparnya meyakinkan.

Kini, lanjut Kosasih banyak pensiunan yang mulanya gaptek sekarang mulai melakukan transaksi serba digital. "Kalau dia tidak bisa mereka minta ke anak atau cucunya. apakah masih ada yang tidak bisa teknologi? ada tapi jumlahnya kurang dari 2%," jelasnya.

Covid-19 Memicu Optimisme Ekonomi Digital Indonesia

Dalam sebuah webinar yang bertajuk Cloud System pada Industri Keuangan Nonbank Sebagai Upaya Digitalisasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional yang digelar Warta Ekonomi di Jakarta pada Rabu (28/7/2021) lalu, CEO dan Chief Editor Wartaekonomi.co.id Muhamad Ihsan menyebut pandemi Covid-19 telah membuat prospek ekonomi digital semakin cerah.

"Apalagi berbagai penelitian juga mnyebutkan gaya hidup digital tidak hanya terjadi karena Covid-19, setelah Covid-19 sebagian dari kita mungkin akan tetap melakukan gaya hidup digital," katanya.

Hal senada juga disampaikan Deputi Direktur IT PT Adira Dinamika Multi Finance Dodi Yuliarso. Menurutnya potensi pertumbuhan industri cloud computing di Indonesia memang sangat menjanjikan. Tak sedikit dari perusahaan cloud computing global seperti Alibaba Cloud, Google Cloud, Amazon, dan Microsoft Azure telah membidik negeri ini.

Cloud System c

"Indonesia sebetulnya potensi pertumbuhan cloud sangat tinggi, memang kita terbentur regulasi sehingga adopsinya masih belum tumbuh signifikan tapi akan tumbuh cepat. Ini akan menarik dua tahun ke depan," tuturnya.

Dodi kemudian memberikan sedikit tips bagaimana memilih perusahaan cloud di masa pandemi Covid-19 ini. Ada dua kuncinya, pertama perusahaan tersebut telah teruji aspek keamanannya. Kedua, perusahaan telah melewati jam terbang yang tinggi di industri komputasi awan

Kata OJK

Sementara itu Direktur Pengaturan Bank Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Eddy Manindo Harahap, belum lama ini menyampaikan bahwa Asia Cloud Computing Association (ACCA) memiliki sebuah indeks yang diberi nama Cloud Readiness Index (CRI).

"Indonesia pada tahun 2020 masih diberikan skor sebesar 55,0. Memang ada kenaikan disbanding skor pada tahun 2018 yang masih 47,0, namun yang perlu dicatat bahwa (skor) negara-negara lain juga berkembang, bahkan lebih cepat dari kita,” ujarnya.

Posisi pertama dalam indeks CRI ditempati oleh Hong Kong dengan skor 81,9 kemudian diikuti Singapura dengan skor 81,5 dan di peringkat ketiga ada Selandia Baru dengan nilai 77,1. Sementara Indonesia masih berada pada peringkat 12, di bawah Malaysia yang bertengger di peringkat delapan dengan nilai 68,5, Thailand menyusul di bawahnya dengan skor 60,2.

“Aadalah tugas kita semua, mulai dari regulator, pelaku usaha, (industry) industri pendukung, ekosistem cloud computing, semua pihak, untuk dapat bersama-sama bekerjasama mengembangkan industri ini ke depan,” ajaknya.

Menurutnya ketertinggalan Indonesia dalam industri digital komputasi awan setidaknya terjadi karena kecepatan broadband yang masih minim dan regulasi yang saling tumpang tindih. Pandemi Covid-19 ini menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki itu semua.(*)

Pewarta : Ammar Ramzi (MG-235)
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.