TIMES SURABAYA, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung proses normalisasi Sungai Jombang di Kabupaten Pamekasan pada Jumat, (23/5/2025). Tindakan ini dilakukan sebagai upaya strategis Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi potensi banjir di wilayah yang kerap terdampak saat musim hujan tiba.

Khofifah yang didampingi Bupati Pamekasan Kholilurrahman dan Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim Baju Trihaksoro, melihat langsung proses pengerukan sungai menggunakan excavator di beberapa titik, termasuk Jalan Trunojoyo.

“Normalisasi ini sudah dilakukan sejak Kamis (22/5), meliputi Sungai Jombang, Kali Klampar, dan Kali Klowang. Semuanya merupakan anak Sungai Semajid,” ujar Khofifah.

Sungai Makin Dangkal, Daya Tampung Menyusut

Menurut Khofifah, proses pengerukan sangat penting karena pendangkalan sungai akibat sedimentasi telah membuat daya tampung air menurun drastis. Awalnya, lebar Sungai Jombang sekitar 20–30 meter dengan kedalaman 5 meter. Namun kini, lebar hanya tersisa 5–10 meter, membuat wilayah seperti Desa Laden dan Jalan Trunojoyo rawan tergenang banjir.

“Kalau intensitas hujan tinggi, air pasti meluber. Maka solusinya adalah normalisasi dan pengerukan sungai,” tegasnya.

Pemprov & Pemkab Pamekasan Bersinergi

Dalam pelaksanaan normalisasi, Pemprov Jatim menurunkan sejumlah alat berat termasuk dump truck dan excavator. Sementara Pemkab Pamekasan juga mengerahkan alat berat serupa untuk mempercepat proses. Pengerukan ini ditargetkan berlangsung selama 2,5 bulan, dengan fokus pada 14 item pengajuan dari Pemkab, seperti perbaikan pintu air, parapet, hingga saluran avfoer.

“Kita akan lihat apakah pengerjaan bisa dilakukan simultan sesuai 14 item pengajuan itu,” kata Khofifah.

Warga Keluhkan Banjir, Gubernur Beri Sembako

Dalam kunjungannya, Khofifah juga bertemu langsung dengan warga terdampak banjir. Dewi (36), salah satu warga, mengadu sambil menangis karena rumahnya kerap tergenang saat hujan.

“Kalau banjir, tingginya sampai paha. Mohon bantuannya, Bu,” pinta Dewi haru.

Khofifah pun langsung merespons dengan memberikan bantuan sembako dan memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Setidaknya 40 paket sembako dibagikan kepada warga terdampak di sekitar lokasi sungai.

“Kami akan terus melakukan yang terbaik. Kalau ingin solusi jangka panjang, memang harus ada pembangunan waduk. Tapi anggarannya besar, selalu dari pusat,” pungkas Khofifah.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengantisipasi bencana banjir dan menjaga infrastruktur air tetap fungsional, terutama menjelang musim hujan.(*)