TIMES SURABAYA, TULUANGGUNG – Beramai-ramai mencari ikan saat pladu, puluhan warga di Tulungagung hingga Senin (6/3/2023) malam, terjebak di tengah aliran sungai Brantas.
Puluhan warga yang hendak berburu ikan mabuk akibat terbawa arus pengurasan Bendungan Lodoyo Blitar dan Wlingi Raya tersebut, terjebak di tengah aliran sungai Brantas sejak Senin sore.
Puluhan warga pencari ikan yang terjebak di delta Sungai Brantas tersebut berkumpul di tiga titik lokasi. Dua titik berada di desa Sambirobyong dan desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol, sedangkan satu titik lain masuk wilayah desa Bulusari Kecamatan Kedungwaru.
Kapolsek Sumbergempol, AKP Guruh Yudhi Setiawan mengatakan, puluhan warga tersebut diperkirakan mulai terjebak sejak sekitar pukul 15.00 WIB.
"Tadi siang mereka berbondong-bondong mencari ikan, pladu yang dari dam Jegu (Bendungan Wlingi), kemudian begitu air datang mereka tidak segera menepi, akhirnya terjebak di tengah sungai di delta itu" kata AKP Guruh di lokasi kejadian, Senin (6/3/2023) malam.
Sedikitnya 71 warga yang terjebak di sungai Brantas selama lebih dari 6 jam tersebut, akhirnya berhasil dievakuasi pada Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB. Proses evakuasi melibatkan petugas gabungan dari kepolisian, TNI, BPBD Tulungagung, Basarnas, personel Damkar Tulungagung dan dibantu masyarakat.
"Pencari ikan ada sekitar 71 orang, yang berhasil dievakuasi ke tepi 61 orang di desa Sambirobyong dan 10 orang di desa Bukur. Kalau yang di desa Bulusari kecamatan Kedungwaru ada sekitar 5 sampai 10 orang" tutur Guruh.
Sebagian korban yang terjebak di desa Sambirobyong dievakuasi dengan menggunakan perahu karet, sedangkan yang di desa Bukur berhasil dievakuasi setelah air sungai Brantas mulai surut.
Proses evakuasi 10 korban di desa Bukur cukup dramatis. Seorang warga setempat yang hapal medan berenang menyeberangi sungai untuk menghampiri para korban, kemudian satu persatu dibimbing menuju ke tepian sungai. Para korban dituntun menyeberangi arus yang lumayan deras melalui jalur yang agak dangkal dengan bantuan sebatang bambu.
"Alhamdulillah korban sehat semua, ada beberapa tadi yang lemas mungkin dehidrasi, setelah dikasih air sehat kembali" ujar Guruh.
Keejadian terjebaknya puluhan warga ini bermula dari kegiatan flushing atau penggelontoran air bendungan Wlingi Raya dan Lodoyo Blitar. Warga Tulungagung yang telah menunggu momen tersebut, berbondong-bondong ke sepanjang tepian aliran sungai Brantas berburu ikan.
Debit air Sungai Brantas yang meningkat dengan cepat, membuat puluhan warga tidak sadar jika daerah aliran sungai yang sebelumnya daratan kering tergenang air cukup dalam dan berarus deras. (*)
| Pewarta | : Beny Setiawan (MG-454) |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |