TIMES SURABAYA, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar lelang amal dalam rangkaian doa bersama untuk meringankan beban korban bencana di Aceh dan Sumatra. Hingga (8/12/2025), Kampus Rumah Para Juara ini berhasil mengumpulkan donasi mencapai Rp148.883.101 dan akan terus bertambah seiring waktu penutupan.

Wakil Rektor IV Unesa, Prof. Dr. Dwi Cahyo Kartiko, mengungkapkan beberapa benda lelang yang sarat akan nilai sejarah.

"Hari ini kita melakukan lelang amal. Objek lelang yang sangat istimewa adalah raket milik atlet Ratri yang juga mahasiswa Unesa, Peraih Medali Emas Parabadminton di Paralympic Games Tokyo dan Paris," ungkapnya.

Dwi menjelaskan bahwa raket tersebut merupakan salah satu dari hanya empat raket eksklusif yang digunakan Ratri saat meraih juara.

"Satu raket di antaranya dipegang oleh Presiden RI ketujuh, Joko Widodo, sementara satu lagi dilelang hari ini sebagai bentuk kepedulian Ratri untuk membantu korban bencana di Sumatra. Dua raket sisanya akan dibawa Ratri untuk Olimpiade berikutnya," terangnya.

Simbolis penerjunan tim SMCC ke lokasi bencana. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)

"Karena raket ini sudah discontinue, beliau (Ratri) sangat bangga bisa menyumbangkan salah satu raket terbaiknya," imbuh Dwi.

Selain raket Ratri, beberapa benda amal lain yang dilelang antara lain, kaos Timnas Indonesia bertanda tangan lengkap Shin Tae-yong yang didapatkan dari PSSI dan Kaos Marselino Ferdinan, mahasiswa Unesa yang kini bermain di UK.

"Setelan ini (kaos dan celana) digunakan ketika kualifikasi Piala Dunia dan dikirim melalui ibundanya," katanya.

Turut dilelang jersey Rachmat Irianto ketika menjuarai Liga 1 bersama Persib Bandung, serta sepatu Bhinneka Cak Hasan, Rektor Unesa yang dipakai ketika meraih juara di berbagai kejuaraan olahraga.

Lebih lanjut, Prof Dwi menyebut, dari total 458 mahasiswa Unesa asal Sumatra, sebanyak 63 mahasiswa terdampak langsung bencana. "Unesa berkomitmen akan memberikan beasiswa penuh sampai lulus (semester 8) kepada mahasiswa yang terdampak langsung," ungkapnya.

Selain beasiswa, Unesa juga memberikan bantuan living cost (biaya hidup) tambahan. "Kami melihat banyak anak-anak yang rumahnya tidak ada lagi, bahkan orang tua mereka juga terdampak. Maka Unesa hadir untuk bisa meringankan beban mereka," tegas Prof Dwi.

Pemulihan Mental melalui Trauma Healing

Untuk memulihkan kondisi mental para mahasiswa yang menjadi korban langsung, Unesa juga menyiapkan program khusus.

Direktur Pencegahan, Penanggulangan, dan Strategi (PPIS), Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, menjelaskan bahwa timnya akan segera turun tangan.

"Kami langsung melaksanakan trauma healing dan pendampingan psikologi secara berkelompok kepada mahasiswa korban terdampak," ujarnya.

Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan kekuatan mental dan spiritual, mengingat sebagian besar mahasiswa juga belum terhubung dengan keluarganya.

"Tidak ada koneksi sama sekali sehingga mereka juga belum tahu bagaimana kabar orang tua dan keluarganya. Kondisi mereka rapuh," tandasnya.

Untuk diketahui, lelang masih dibuka sampai Rabu, (10/12/2025) melalui instagram resmi Unesa. Sementara itu, tim Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC) Unesa juga dijadwalkan untuk turun langsung ke lokasi bencana pada 10-14 Desember untuk menyalurkan bantuan dan memberikan penanganan di lapangan. (*)