https://surabaya.times.co.id/
Berita

Tahun Ketiga Program SMA Double Track, Hasil Gemilang Mulai Nampak

Jumat, 17 September 2021 - 21:36
Tahun Ketiga Program SMA Double Track, Hasil Gemilang Mulai Nampak Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim, Dra. Ety Pramesty, MSi bercengkrama dengan para siswa program DT bidang tata boga SMAN 1 Saradan Kabupaten Madiun. (FOTO: Ammar Ramzi/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Program SMA Double Track (DT) genap berjalan tiga tahun. Mulai nampak 'buah-buah manis' yang diharapkan, meski dalam perjalanannya mengalami sejumlah kendala. Termasuk hambatan yang tidak terduga yakni pandemi Covid-19.

Namun seperti bunyi pepatah “sekali layar dikembangkan, pantang surut ke belakang”. Perlu diketahui, SMA DT adalah SMA yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) reguler sekaligus menyelenggarakan kegiatan pendampingan keterampilan berbasis kearifan lokal.

Meskipun dikenal dengan istilah SMA DT, dalam praktiknya program DT juga dilaksanakan di sejumlah Madrasah Aliyah (MA) di Jawa Timur.

Disebut double track lantaran sistem pembelajarannya menggabungkan cara belajar SMA dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMA diberi ketrampilan tambahan untuk lulusannya.

Penambahan ketrampilan ini membuat siswa siap kerja jika tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Munculnya ide sistem DT berawal dari keprihatinan atas tingginya potensi lulusan SMA di Jatim yang menjadi pengangguran.

SMA-Dinas-Pendidikan-Jatim-2.jpg

Fakta menunjukkan bahwa tidak semua lulusan SMA/MA di Jatim melanjutkan kuliah. Data tahun 2018 mencatat, ada sekitar 116.772 lulusan atau setara dengan 67,84 persen lulusan SMA di Jatim tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, dengan berbagai macam kondisi. 

Persentase tersebut semakin tinggi pada SMA yang berada di daerah pinggiran kota maupun pelosok desa. Program SMA DT tidaklah bertabrakan dengan kurikulum SMK, karena proporsi kedalaman materi dan proses pelaksanaannya berbeda.

Di SMK, materi keterampilan diberikan kepada siswa secara mendalam pada jam-jam pelajaran sekolah, masuk dalam intrakurikuler. Sedangkan dalam SMA DT keterampilan diberikan sebagai skill tambahan dan dimasukkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan kata lain program DT memanfaatkan ekstrakurikuler yang diperluas. Terdapat tujuh bidang keterampilan yang disiapkan bagi para siswa, yakni; multimedia, teknik elektro, teknik listrik, tata boga, tata busana, tata kecantikan, dan teknik kendaraan ringan. Dari tujuh bidang tersebut dikembangkan menjadi 17 bidang keahlian.

Tidak disangka, pagebluk corona justru melahirkan sebuah terobosan baru dalam program ini. KUS, kepanjangan dari Kelompok Usaha Siswa. Jika sebelumnya program pembekalan keterampilan dilakukan secara individual, kini dimodel dalam sebuah kelompok.

Pada prinsipnya KUS adalah UMKM, hanya bedanya, dilakukan oleh para siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS dibentuk melalui kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 siswa.

Buah Manis SMA DT

SMA-Dinas-Pendidikan-Jatim-3.jpg

Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya. KUS ternyata memberikan dampak yang lebih konkret di lapangan. Sebagaimana yang dibuktikan Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim, Dra. Ety Pramesty, MSi bersama tim fasilitator ITS yang melakukan monev di SMAN 1 Brebek, Kabupaten Nganjuk dan SMAN 1 Saradan, Kabupaten Madiun pada Jumat (17/9/2021).

Pada kedua lokasi tersebut ditemukan program ini memiliki prospek yang gemilang. Dobel Track bahkan terbukti mendongkrak minat masuk SMAN 1 Brebek yang notabene berada di daerah pinggiran.

"Kehadiran DT sangat membantu, sebanyak 35 alumni kami sudah bekerja. Salah satunya sukses membantu membesarkan usaha konveksi ibunya melalui pemasaran online," ungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Brebek Gunardi.

"Kehadiran program DT ini betul-kami kami rasakan. Kalau ada wisuda, foto rapor, dan lainnya sudah nggak manggil orang lain. Pakai usahanya anak-anak saja. Jadi sangat terbantu sekali. Terima kasih kepada dinas dan tim DT kami mendapat kepercayaan untuk menjalankan program ini," imbuhnya.

Sementara itu Kabid PP-SMA Dinas Pendidikan Jatim, Dra. Ety Pramesty, MSi  menyebut apa yang sudah dilakukan siswa dalam mengikuti DT sudah cukup memuaskan. Mereka bisa dikatakan cermat dalam menangkap maksud dari program ini.

"Saya lihat sudah bagus. Termasuk fotografi tadi, adik-adik bisa mengembangkan apa yang sudah didapatkan dari para trainer. Siswa jadi punya keterampilan tambahan yang menghasilkan. Karena jasa atau produk yang tawarkan buat ternyata diminati  oleh masyarakat," ungkap Ety Pramesty.

Terlebih para siswa kini dimudahkan dengan adanya teknologi digital. Mereka dapat melakukan pemasaran secara online yang minim biaya namun luas jangkauannya.

Dengan berkelompok dalam KUS, lanjut Ety, siswa dinilai lebih terpacu karena memiliki semangat kebersamaan. Mereka dapat saling mengoreksi, memberi ide, dan lebih ringan dalam pengerjaannya.

"Mungkin nanti bisa kita datangkan pekerja kreatif dari Surabaya untuk menambah wawasan informasi sehingga kreasi anak-anak bisa lebih berkembang. Saya kira ini penting untuk ke depannya," ujarnya.

Ety juga menitipkan pesan kepada para peserta program DT untuk terus bersemangat dalam berkreasi serta peka dalam menangkap tren.

"Multimedia itu akan terus berkembang dan dicari orang. Kebutuhan keluarga banget, mulai mereka punya anak kecil, mantu, dan seterusnya. Saya juga lihat tadi yang boga, bagus-bagus. Tinggal misalnya sekarang trennya makanan Korea, nah ini harus bisa ditangkap. Bagaimana nanti misalnya kalian bisa menggabungkan masakan Jawa dan Korea," tuturnya.

Tim monev SMA Double Track juga dibuat kagum dengan kreasi anak-anak multimedia dan tata rias SMAN 1 Saradan Kabupaten Madiun. (*)

Pewarta : Ammar Ramzi (MG-235)
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.