TIMES SURABAYA, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur adalah gudangnya produksi gula nasional. Penanaman tebu sebagai bahan pokok terus dilakukan dengan berbagai strategi. Salah satunya melalui peremajaan.
Program ratoon tebu ini menjadi pembahasan penting dalam rapat koordinasi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (22/7/2025) malam.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin rapat bersama jajaran Direksi PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Dirjen Perkebunan Kementan terkait program bongkar ratoon tebu rakyat.
Didampingi Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Adhy Karyono, dalam rapat itu, Gubernur Khofifah menyatakan kesiapan menyukseskan program bongkar ratoon tebu atau peremajaan tanaman tebu yang akan meningkatkan produktivitas dan kualitas gula dari Jawa Timur.
Selain itu program ini juga akan mempercepat Swasembada Gula di tahun 2026 yang menjadi visi besar Presiden Prabowo Subianto mewujudkan ketahanan pangan.
Berdasarkan data yang dirilis PT. SGN, target program bongkar ratoon dan ekstensifikasi nasional 2025 seluas 100.000 hektare dengan target Provinsi Jawa Timur sebesar 70% luasan atau 69.769 hektare.
Sementara untuk produksi gula Jatim saat ini mencapai 51,87 persen. Dengan luasan lahan tebu sekitar 238.135,6 hektare lahan tebu.
Mengacu pada data tersebut, Gubernur Khofifah menyatakan kesiapan Pemprov Jatim untuk mendukung seluruh detail plan yang telah disiapkan oleh pemerintah pusat.
"Pada dasarnya Jawa Timur siap untuk menyukseskan dan melaksanakan detail plan yang telah ada. Kami akan teruskan lewat forum bersama bupati wali kota se-Jatim guna percepatan," ungkap Gubernur Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menekankan pentingnya kepastian hukum terkait offtaker atas hasil produksi petani tebu.
Utamanya kepastian hukum langsung dari Menteri Pertanian RI, diharapkan bisa jadi landasan sekaligus penyemangat para petani tebu di Jawa Timur.
"Petani tebu memerlukan continuity dan guarantee dari pemerintah bahwa tebunya sudah pasti dibeli dengan harga komersial," tutur Khofifah.
"Pemerataan dan keadilan dari fasilitas ini juga sangat penting harapannya agar bisa dirasakan lebih banyak petani," jelasnya.
"Bagi daerah-daerah yang areanya kebun tebunya luas jangan dipecah-pecah, karena juga bersebelahan langsung dengan kebun tebu milik masyarakat sehingga akan nampak keadilan perlakuan," pesannya.
Tidak hanya pembagian area bagi petani, Gubernur Khofifah juga berpesan agar penerapan program bongkar ratoon ini bisa mempertimbangkan luasan proporsinya di masing-masing kabupaten kota. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan kedekatan pabrik gula setempat.
"Semoga berbagai upaya bersama ini, bisa membantu percepatan swasembada gula di tahun 2026," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi menyampaikan apresiasi atas kesiapan Pemprov Jatim dalam mendukung program bongkar ratoon yang digagas pemerintah pusat.
Ia mengatakan, sebanyak hampir 70 ribu hektare lahan tebu di Jawa Timur memerlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak guna mensukseskan percepatan swasembada gula pada tahun 2026.
"Ekosistem yang luar biasa dari Ibu Gubernur, semoga nanti akan mendorong percepatan dalam waktu yang sangat singkat yaitu lima bulan untuk 100.000 ha," ungkapnya.
Turut hadir Plt. Dirjen Perkebunan Kementan RI Dr. Abdul Roni Angkat beserta jajaran, Staf Khusus Kementan RI Haris Darmawan serta jajaran Kepala Perangkat Daerah Pemprov Jatim terkait.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |